Gambler, Trader & Investor Saham
Gambler, Trader dan Investor Saham
Trader dan Investor saham.. Hmm banyak loh yang mengaku sebagai trader dan investor saham tapi apakah benar anda adalah seorang trader dan investor saham ? Yuk simak artikel saya kali ini yang masih seputar dunia saham.
Saham Indonesia dalam 10 tahun terakhir sangat kinclong, ibarat di desa saham kita itu adalah seorang gadis desa yang sangat manis dan cantik rupawan. Saking cantiknya tahun 2014 lalu, Bursa Efek Indonesia alias bursa saham Indonesia dinobatkan sebagai bursa efek terbaik di Asia Tenggara oleh Alpha Southeast Asia Magazine. Wow luar biasa dan selamat untuk Indonesia.
Tapi.. nah ternyata ada tapinya… Hehehe. Meskipun saham di Indonesia ini cantik rupawan namun kurang diminati oleh masyarakat Indonesia. Terbukti setiap hari kalau kita amati pergerakan saham Indonesia sangat sering muncul pernyataan seperti “hari ini indeks saham Indonesia menurun karena tekanan jual oleh investor asing” atau “hari ini indeks saham menguat karena investor asing mulai mengucurkan kembali dananya ke saham Indonesia”. Pernyataan tersebut tidak hanya 1-2 kali saja tetapi hampir nyaris setiap hari demikian. Apa artinya ? Saham di Indonesia ini cederung digerakkan oleh pihak asing daripada oleh kita-kita orang Indonesia sendiri. Kalau mengutip sedikit informasi dari teman-teman di sekuritas bahwa memang itulah realitas yang terjadi bahwa nyaris 51% saham Indonesia itu dikuasai oleh pihak asing.
Kalau melihat data lain dari teman saya Ardo di artikel tentang belajar investasi saham untuk pemula ternyata di Indonesia ini rasio investor saham terhadap jumlah penduknya hanya 0,17%. Coba bayangkan angka 1% saja kita gak sampe loh. Sebagai perbandingan Malaysia sudah sekitar 8,17% dan Singapura sudah mencapai 29,3%.
Maka akhir tahun 2015 yang lalu Bursa Efek Indonesia mencanangkan gerakan Yuk Nabung Saham dan artikelnya sudah saya tuliskan di judul yaitu “Yuk Nabung Saham Menjadi Tuan di Negara Sendiri”
Dalam beberapa kelas training banyak orang yang bertanya bagaimana caranya investasi di saham dan tidak sedikit juga yang mengatakan bahwa mereka sudah investasi di saham tetapi hasilnya malah merugikan, bahkan tidak sedikit orang yang saya kenal akhirnya menjadi traumatis. Kalau boleh jujur sih katanya memang di Indonesia ini 95% trader saham itu rugi. Hehehe.
Nah loh.. Terus gimana dong ? Padahal baca artikel ini di awal pasti beberapa di antara anda mulai tertarik dengan dunia saham tapi kalau melihat data statistik menjadi ciut kembali. Hehehe. Tenang ini ada ilmunya untuk anda sebelum anda mulai investasi di dunia saham.
Masih ingat khan prinsip investasi yang umum itu adalah “high return high risk”. Seperti kita bahas di atas bursa saham Indonesia mencatat pertumbuhan yang tinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya apalagi kalau dibandingkan dengan yang namanya tabungan atau deposito. Nah di balik return yang tinggi maka risk juga otomatis menjadi tinggi. Risknya terkategori tinggi karena fluktuasi harga di dunia saham sangat dinamis seperti ombak di samudera Hindia. Hehehe.
Untuk menangkal konsekuensi high return high risk cuman satu yaitu anda harus high knowledge alias harus pintar dan tahu betul apa itu saham sebelum anda terjun ke dalam ombaknya. Orang yang terjun ke dunia saham saya suka membaginya menjadi 3 tipe yaitu gambler saham, trader saham dan investor saham. Apa saja itu yuk kita bahas satu per satu.
Gambler Saham
Dari namanya saja kita sudah tahu bahwa gambler itu adalah penjudi, jadi prinsip gambler ini lebih banyak kepada luck daripada perhitungan secara ilmiah. Tipe gambler saham ini mereka terjun ke dunia saham tetapi tidak tahu apa itu saham yang sesungguhnya, mereka juga tidak tahu prinsip-prinsip investasi dan biasanya mereka hanya mendapatkan informasi bahwa dunia saham itu menggiurkan seperti gadis cantik rupawan yang dapat memberikan keuntungan yang besar. Mendengar kata untung besar biasanya banyak yang tertarik meskipun tidak tahu isi detailnya. Maka gambler saham ini biasanya mulai membeli saham berdasarkan informasi dari orang lain. Kalau diminta buy mereka buy kalau diminta sell mereka sell, jadi seperti robot gitu deh. Nah kadang celakanya gini mereka dapat informasi untuk buy sebuah saham tetapi setelah itu mereka tidak mendapatkan informasi lagi tentang kapan harus sell saham yang mereka miliki yang akibatnya momentum sudah lewat dan nilai saham yang dibeli semakin turun dan semakin turun. Yang seperti inilah yang biasanya membuat orang menjadi traumatis.
Contoh paling dekat adalah teman saya sendiri yang rugi nyaris 93% dari uang yang dia setorkan untuk dibelikan saham. Ketika saya lihat saham yang dia belikan termasuk kategori saham yang tidak jelas dan bahkan ada yang memang saham yang memiliki risiko yang sangat tinggi. Ketika saya tanya kenapa anda beli saham-saham tersebut ? Jawabannya sederhana yaitu “dulu informasinya beli saham-saham itu!”. Terlihat bukan orang yang tidak punya ilmu di dunia saham tetapi masuk dan terjun ke dunia saham atas rekomendasi buy dari orang lain tanpa tahu kapan harus sell itu ibarat dengan gambler. Dia punya uang hanya berharap uangnya dapat bertambah lebih besar lagi di dunia saham tanpa tahu kapan buy dan kapan sell.
Jadi tipe yang pertama ini sebagai gambler saham biasanya dia beli saham yang tidak jelas, beli hanya berdasarkan rekomendasi orang lain dan tidak tahu secara pasti kapan dia harus buy dan kapan dia harus sell saham yang dia miliki. Mayoritas orang yang masuk ke tipe gambler saham ini. Apakah anda juga termasuk dalam tipe yang pertama ini ?
Trader Saham
Sekarang kita lanjut lagi ke tipe yang kedua yaitu trader saham. Kalau dari namanya trader maka kita bisa simpulkan ini adalah pedagang. Bagaimana prinsip pedagang ? Beli di harga murah dan jual dengan harga yang lebih tinggi. Sama seperti pedagang kelontong tapi ini yang dia perjual belikan bukan barang kelontong tetapi saham. Pedagang kelontong yang handal tahu dimana dia harus beli barang dengan harga yang lebih murah, dia tahu barang mana yang mudah dijual dan dia tahu kapan barang tersebut harus dibeli dan kapan harus segera dijual. Coba perhatikan pedagang yang berhasil adalah pedagang yang hebat dalam menganalisis pasar, dia tahu barang apa yang harus dibeli, dimana belinya, kapan belinya dan kapan harus segera dijual. Jadi sebenarnya pedagang yang handal itu adalah pedagang yang pintar dan bukan tipe pedagang yang hanya mengisi waktu luang dimana laku gak laku urusan belakangan.
Dalam dunia saham kalau anda mau menjadi seorang trader maka anda harus punya ilmu sama seperti contoh pedagang yang handal di atas. Anda harus tahu saham mana yang harganya murah, kapan beli sahamnya dan kapan saham itu harus segera dijual kembali. Dunia trader saham adalah dunia momentum yang memanfaatkan ombak pergerakan saham sehingga cenderung saham diperjual belikan dalam jangka pendek. Ada momentum harga rendah dia akan buy dan dia akan terus amati saham yang dia sudah beli untuk melihat momentum terbaik kapan saham tersebut harus segera dia jual kembali.
Jadi menjadi trader itu beda dengan gambler, kalau gambler tidak tahu kapan buy dan kapan sell tetapi trader saham yang handal dia tahu kapan dia akan buy dan kapan dia sudah harus sell. Boleh dikatakan menjadi trader saham ini diperlukan keberanian menghadapi risiko dan yang pasti memiliki ilmu yang tinggi sehingga dia bisa memanfaatkan mementum pergerakan harga saham untuk memperoleh keuntungan yang besar. Di dunia trader saham minimal ada 2 ilmu besar yang harus dikuasai oleh analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah analisis laporan keuangan perusahaan sehingga dapat disimpulkan apakah saham ini layak beli atau layak jual. Sedangkan analisis teknikal adalah analisis trend berdasarkan pergerakan harga sebuah saham sehingga dapat diambil pola kencederungan apakah saham ini layak beli atau layak jual. Umumnya sebagai trader lebih sering dan nyaman menggunakan analisis teknikal dibandingkan dengan yang analisis fundamental.
Banyak orang yang mengaku sebagai trader saham tetapi kenyatannya mereka ini bukanlah sebagai trader saham tetapi sebagai gambler saham. Secara statistik mungkin 95% trader saham yang rugi itu adalah mereka-mereka ini yang mengaku sebagai trader tapi aktualnya hanyalah sebagai gambler.
Investor Saham
Kalau tipe yang ketiga ini ibaratnya memegang prinsip “alon alon asal ke lakon” atau “pelan-pelan asal selamat” atau bahasa Inggrisnya “slow but sure!”. Jadi investor tidak berpikir harus cepat beli dan cepat jual untuk mendapatkan keuntungan tetapi dia berpikir lebih jangka panjang. Kalau trader saham memegang prinsip buy and sell maka investor saham cederung memegang prinsip buy and hold.
Buy and hold artinya dia beli saham, kemudian beli lagi, kemudian beli lagi dan jualnya nanti mungkin 10-20 tahun mendatang. Bisa jadi mirip seperti seorang kolektor saham atau bahasa kerennya adalah menabung saham. Jadi tipe investor saham ini akan beli saja rutin setiap bulan dan jualnya nanti di masa yang akan datang mungkin 10, 20 atau bahkan 30 tahun mendatang.
Investor saham tidak memanfaatkan momentum pergerakan saham jangka pendek tetapi dia lebih melihat trend pertumbuhan saham jangka panjang. Dia tidak harus punya ilmu yang sehebat seorang trader saham tetapi dia hanya memiliki keyakinan di masa depan terhadap saham yang dia beli dan konsisten untuk menabung dan membeli saham tersebut secara rutin.
Dalam memilih saham biasanya investor saham hanya akan membeli saham perusahaan yang giant… giant… and giant… Dia tidak akan membeli saham perusahaan kecil yang tidak jelas masa depannya tetapi hanya akan membeli saham dari perusahaan-perusahaan raksasa yang ada di bursa saham. Cara berpikirnya sederhana yang namanya perusahaan raksasa harusnya pasti dikelola dengan sangat benar sehingga jangka panjangnya perusahaan ini akan terus survive dan tidak hanya sekedar survive tetapi juga bertumbuh.
Jadi sebagai investor saham hanya perlu kejelian mencari mana perusahaan giant yang ada di bursa saham dan sedikit analisis sederhana melihat kecenderungan perusahaan atau bisnis tersebut dalam 10 tahun ke depan. Biasanya yang digunakan lebih kepada analisis fundamental. Kalau sudah mendapatkannya investor tidak akan menempatkan uang besar di sana tetapi dia cenderung untuk menempatkan uang kecil di sana tetapi secara konsisten membeli saham tersebut secara rutin.
Dengan dia membeli saham perusahaan raksasa tersebut secara rutin maka pergerakan harga saham naik atau turun bukan menjadi persoalan karena yang dia pastikan adalah trend jangka panjang.
Trader dan investor saham yang sesungguhnya inilah yang akan menguntungkan karena keduanya berbekal pengetahuan meskipun menjadi seorang trader saham ilmu lebih tinggi dibandingkan dengan investor saham.
Untuk pemula yang paling disarankan adalah jadilah seorang investor saham seperti gerakan Bursa Efek Indonesia yang mencanangkan program Yuk Nabung Saham yang sama persepsinya dengan seorang investor saham dan bukan trader saham apalagi gambler saham.
Kesimpulan
Menjadi gambler saham adalah cara yang paling mudah tetapi jangan mengharapkan keuntungan di dunia saham secara konsisten.
Menjadi trader saham secara teori akan mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal tetapi harus memiliki ilmu yang paling tinggi sehingga dia tahu kapan saham itu harus dibeli dan kapan saham itu harus dijual.
Menjadi investor saham fokusnya adalah mengkoleksi atau menabung saham secara rutin dan konsisten dengan melihat pada trend jangka panjang. Ilmunya cukup sederhana yaitu hanya mencari saham-saham perusahaan raksasa dan membelinya secara rutin.
Bagaimana dengan anda ? Kalau anda sudah terjun ke dunia saham maka anda termasuk tipe yang mana apakah trader dan investor saham atau malah gambler saham ? Dan buat anda yang baru mau terjun ke dunia saham apakah anda mau menjadi seorang trader dan investor saham atau gambler saham ?
Artikel trader dan investor saham atau gambler saham ini ditulis oleh :
Andreas Hartono, CFP
Mindset & Financial Motivator
Untuk kebutuhan inhouse training motivasi perencanaan keuangan “Karyawan Produktif itu Cerdas Finansial” silakan dapat menghubungi Andreas-Hartono Academy di 021.4060.9000 atau langsung ke Andreas Hartono di 0811.128.338