Mengelola Keuangan – Mengelola Pikiran
Mindset Keuangan Yang Sehat
Mindset keuangan itu adalah hal yang utama untuk menjadi pribadi yang cerdas finansial. Berawal dari profesi saya sebagai seorang motivator dan juga hypnotherapist meyakini bahwa kehebatan seseorang sangat ditentukan oleh dirinya sendiri. Manusia memiliki pilihan untuk menentukan hidupnya apakah mau menjadi orang yang hebat atau menjadi orang yang tidak hebat melalui pikirannya atau sering kita dengan istilah mindset.
Koq melalui pikiran ? Iya sejak zaman dahulu banyak nabi dan para ahli telah menjelaskannya kepada kita melalui berbagai cara dan media, mari kita lihat beberapa di antaranya.
- Albert Einstein, semua pasti mengenalnya, dia adalah seorang yang sangat genius dalam bidang ilmu pengetahuan dan dia meyakini bahwa imaginasi lebih penting daripada ilmu pengetahuan. Mengapa demikian karena dengan imaginasilah seseorang dapat menciptakan ilmu pengetahuan dan imaginasi dilakukan dalam pikiran seseorang.
- Stephen Covey melalui buku 7 Habits of Highly Effective People pada habit yang ke-2 dia mengatakan begin with end in mind atau mulailah dengan tujuan akhir dalam pikiran anda. Covey menulis habit yang ke-2 ini karena dia memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu diciptakan 2 kali yaitu pertama melalui pikiran dan kedua melalui tindakan.
- Dalam ilmu Neuro Linguistic Programming (NLP) ada satu presuposisi atau asumsi yang dianggap sebagai kebenaran atau belief yaitu “mind and body are connected”. Artinya pikiran dan tubuh adalah satu kesatuan sistem yang saling terhubung. Contoh bayangkan dalam pikiran anda saat ini ada sepiring rujak buah-buahan yang rasanya asam seperti mangga muda, nanas muda, kedongdong, jambu kemudian disiram dengan jeruk lemon yang asam. Apa yang tubuh anda alami ? Air liur anda akan bertambah banyak padahal buah aslinya khan tidak ada dan semua hanyalah imaginasi.
- Secara spritualitas kita pernah mendengar kata-kata “jangan berbuat jahat berpikir saja sudah dosa” atau “bukan sekadar tidak berbuat dosa, berpikir ke arah sana saja tidak boleh”. Mengapa tidak boleh karena semua tindakan kita dimulainya dengan niat jadi kalau niatnya jahat maka tindakannya akan jahat tetapi kalau niatnya baik maka tindakannya akan baik.
- Mengutip http://www.ehipassiko.net/ terdapat kalimat : ajaran Buddha tidak hanya menganjurkan untuk menghentikan semua kejahatan dan melakukan semua kebaikan, tetapi juga mengajarkan pemurnian pikiran yang merupakan akar dari segala kebaikan dan kejahatan, serta sebab dari penderitaan maupun kebahagiaan sejati.
Nah dengan mempelajari beberapa teori tentang pikiran tersebut maka kita percaya dan meyakini bahwa segala sesuatu mulai dari niat dan niat itu ada dalam pikiran kita, dalam imaginasi kita. Demikian juga dengan mengelola keuangan dalam kehidupan keluarga kita harus dimulai dengan mengelola pikiran atau mindset keuangan yang benar terlebih dahulu (money mindset).
Terdapat 3 mindset keuangan yang menjadi dasar bagi kita untuk meletakkan fondasi uang dan mengelola keuangan yang benar menurut Andreas Hartono penulis buku “Nasibmu di Dompetmu”. Mari kita lihat satu per satu.
Mindset Keuangan Pertama : Ketika mendapatkan uang selalu berpikir bagaimana caranya membuat uang yang dimiliki bertambah menjadi semakin banyak.
Mindset keuangan ini didasari dari teori Marshal Silver yang mengatakan bahwa apabila uang diseluruh dunia dikumpulkan dan dibagi rata maka setiap orang akan mendapatkan 24 miliar dan kalau ini dilakukan maka 5 tahun berikutnya hanya tinggal 5% saja orang yang tetap kaya dan selebihnya akan kembali menjadi miskin. Loh koq bisa ? Karena hanya 5% saja orang di dunia ini yang berpikir bagaimana membuat uang bertambah semakin banyak dan sisanya selalu berpikir bagaimana menghabiskan uang.
Bagaimana caranya membuat uang semakin bertambah banyak ? Prioritaskan membeli barang yang nilainya bertambah di masa mendatang.
Mindset Keuangan Kedua : Berani untuk menunda kesenangan
Dalam marshmallow experiment, seorang anak diajak untuk mampu menunda kesenangannya dengan memakan permen marshmallow. Kebanyakan anak tidak mampu menunda kesenangannya dan langsung memakan permen yang sangat nikmat pada saat itu juga. Tetapi ternyata eksperimen tersebut mengatakan bahwa anak yang mampu menunda kesenangan hidupnya jauh lebih baik dibandingkan dengan yang tidak mampu menunda kesenangan. Maka dalam aspek finansial-pun ada mindset keuangan kedua yaitu mampu dan berani untuk menunda kesenangan.
Bagaimana caranya menunda kesenangan ? Prioritaskan membeli barang sesuai kebutuhan bukan keinginan.
Mindset Keuangan Ketiga : Dengan bekerja (ataupun tidak bekerja), uang harus terus mengejar-ngejar saya
Enakan mana mengejar uang atau dikejar oleh uang ? Ya enak dikejar oleh uang dong dan kalau kita bekerja tidak mengejar uang maka harusnya kita akan mampu bekerja dengan lebih iklas atau hanya melakukan aktualisasi diri.
Bagaimana caranya supaya dikejar-kejar uang ? Ciptakan nilai tambah dimanapun anda berada (give… give… give… give… give… and give…), ciptakan ide kemudian realisasikan dan ciptakan passive income.
Selamat mengelola keuangan anda dengan memulai mengelola pikiran anda terlebih dahulu.
Salam Cerdas Finansial,
Andreas Hartono, CFP
Mindset & Financial Motivator
Untuk inhouse training Karyawan Produktif itu Cerdas Finansial silakan hubungi INSAN people academy di 021.290.22.551 atau langsung hubungi Andreas Hartono di 0811.128.338
Mantap mas website and financial tools nya…oy saya lgi nngebet pngen invest reksadana pertama di Commbank ( lgi mo ngurus NPWP ), rncana rutin 500rbu / bulan buat jangka waktu 6 tahun kedpan ( buat DP rumah 🙂 )…
Thanks.
informasi sekaligus ilmu yang sangat bermanfaat.. poin kedua sangat ngena’ dihati hehe