AADC 2 – Sebuah Romantisme Perencanaan Keuangan
Ada Apa Dengan Cashflow | AADC 2 – Romantisme Perencanaan Keuangan
Ada apa dengan cashflow terinspirasi dari film AADC 2, sebuah fenomena film nasional yang sangat heboh dalam bulan ini, bagaimana tidak fenomenal karena dalam sekian hari saja sudah ditonton oleh 1 juta orang dan katanya hingga artikel ini saya tulis sudah mencapai 3 juta penonton. Wow. Saya sendiri sebenarnya termasuk figur yang dominan tetapi juga punya unsur melow yang kuat, makanya khusus AADC 2 ini unsur melow saya muncul sangat kuat sehingga saya menonton film ini di bioskop lebih dari 1 kali. Hahaha. Dan setiap kali selesai menonton selalu menempel suasana melow bagaimana kisah Rangga dan Cinta yang penuh dengan cinta dan bagaimana arti sebuah persahabatan dalam kehidupan Cinta.
Suasana melow ini kadang mampu membuat temperatur kita menjadi radah menurun yang akan menghasilkan sebuah karya yang puitis bahkan romantis seperti artikel saya kali ini yang akan mengangkat topik tentang AADC 2 alias Ada Apa Dengan Cinta eh salah Ada Apa Dengan Cashflow maksudnya. Hehehe.
Dalam ilmu perencanaan keuangan atau tahapan cerdas finansial, kita mengetahui bahwa cashflow merupakan kata kunci awal untuk menuju yang namanya bahagia secara finansial. Cashflow berada pada urutan paling dasar atau yang paling fundamental. Artinya jangan berharap keuangan menjadi baik dan tujuan finansial dapat terwujud kalau cashflow saja masih bermasalah. Ibarat aliran darah dalam tubuh manusia itulah yang namanya cashflow dalam perencanaan keuangan.
Apa sih itu AADC 2 alias ada apa dengan cashflow ? Cashflow adalah sebuah proses atau aktifitas dimana kita mengelola suatu input menjadi suatu output. Input dalam cashflow adalah income atau uang masuk atau penghasilan sedangkan output adalah pengeluaran-pengeluaran yang kita lakukan untuk sebuah tujuan tertentu. Hehehe itu bahasa teknik banget ya. Gini aja deh biar sederhana cashflow itu adalah bagaimana cara kita mengelola uang masuk dan uang keluar. Jadi sederhana khan hanya ngatur 2 saja yaitu uang masuk dan uang keluar.
Uang masuk atau income atau penghasilan dapat kita kelompokkan menjadi 3 cara yaitu secara harian, bulanan dan atau tahunan. Contoh income harian adalah dagang, toko kelontong, dokter, trainer, tambal ban, rental mobil harian, hotel, jualan pulsa, supir, dll. Contoh income bulanan adalah gaji karyawan, kost-kostan, rantal mobil bulanan, bunga deposito. Sedangkan untuk income tahunan contohnya adalah THR, bonus tahunan, deviden, sisa hasil usaha, kontrakan rumah, hasil tani atau hasil ternak.
Secara sifatnya income kita juga bagi 2 yaitu aktif income dan pasif income. Aktif income adalah income yang kita dapatkan setelah kita bekerja secara langsung sedangkan pasif income adalah income dimana kita tidak perlu terlibat secara langsung tetapi uang tetap mengalir atau bahasa awamnya tanpa bekerja uang tetap mengalir. Enak khan. Hehehe. Contoh pasif income itu misalkan bunga deposito, kost-kostan, kontrakan rumah, deviden, royalti, dll.
Nah sekarang kita lihat yang namanya pengeluaran. Sama seperti income pengeluaran juga ada yang bersifat harian seperti uang transport, uang jajan anak, uang dapur. Yang bersifat bulanan seperti uang listrik, uang sekolah anak, uang belanja bulanan, uang membership, dll. Sedangkan pengeluaran tahunan seperti uang untuk perpanjang stnk, perayaan ultah, hari raya, pajak PBB, asuransi, dll.
Secara kategori pengeluaran kita bagi menjadi 4 yaitu tabungan atau investasi, rutin keluarga, pribadi dan cicilan utang. Yuk kita bahas satu per satu.
Ketegori pertama, yaitu untuk tabungan atau investasi dapat berupa tabungan reguler atau deposito ataupun reksadana ataupun tabungan dalam bentuk saham.
Kategori kedua, yaitu pengeluaran untuk keluarga yang dibagi menjadi 6 sub kategori yaitu pengeluaran untuk asuransi, rumah tangga, transportasi, anak, bantuan keluarga & sosial dan pekerja rumah.
Kategori ketiga, yaitu pengeluaran pribadi. Pengeluaran untuk keluarga itu digunakan bersama-sama anggota keluarga misalkan biaya listrik, uang dapur, uang rekreasi, bantuan keluarga, transportasi dan kebutuhan anak. Sedangkan pengeluaran pribadi yaitu pengeluaran yang dinikmati sendiri saja misalkan buat hobi, baju, sepatu, make up, pulsa HP, rokok, dll.
Kategori keempat, yaitu cicilan yang anda bayarkan setiap bulannya bisa berupa cicilan KPR, KTA, pinjaman kendaraan bermotor, pinjaman kantor, atau pinjaman kartu kredit.
Nah setelah kita bahas apa itu income dan apa itu pengeluaran sekarang waktunya kita belajar mengelolanya sesuai dengan judul kita AADC 2 alias ada apa dengan cashflow yang rupanya tidak segampang yang kita bayangkan bahkan bisa serumit kisah Rangga dan Cinta yang penuh dengan tantangan tetapi punya tujuan yang sama yaitu ingin rujukan lagi.
Mengatur cashflow pertama kali kita harus tahu komposisi yang baik untuk setiap kategori pengeluaran yaitu sebagai berikut :
- Tabungan atau investasi 10 % (idealnya 30%)
- Rutin keluarga 40%
- Pribadi 20%
- Cicilan utang 30% (idealnya 10%)
Sampai di sini rasanya simple-simple saja bukan ? Tapi ternyata tidak loh ada 2 tujuan yang harus anda pastikan tercapai setiap bulannya atau setiap tahunnya dari cashflow ini. Apa saja itu ?
Pertama, pastikan cashflow positif atau income lebih besar dari yang namanya pengeluaran. Harus surplus dan tidak boleh terjadi minus atau besar pasak daripada tiang.
Kedua, pastikan dari tahun ke tahun jumlah uang yang anda tabung atau investasikan bertambah lebih besar dan cicilan utang anda semakin berkurang alias semakin kecil.
Nah 2 tujuan di atas harus disikapi dengan sangat baik dan bijaksana dan terus terang ini bukan perkara yang mudah karena kalau mudah tentunya setiap orang sudah menjadi bahagia secara finansial doang ya. Hehehe
Silakan anda coba lakukan dulu pencatatan dan lihat saat ini bagaimana kondisi keuangan anda di atas kertas apakah surplus atau defisit. Bagaimana melakukannya ? Silakan bisa gunakan form financial check up yang bisa anda download langsung ke komputer anda.
Kalau sudah anda isi form cashflow bulanan dan tahunan coba cek di atas kertas positif atau negatif. Kalau positif oke good berikutnya apakah komposisi kategori tabungan atau investasinya bisa diperbesar lagi ?
Nah kalau negatif coba cek bagian mana yang membuat menjadi negatif ? Kategori mana yang terlalu besar secara komposisi. Kalau di bagian rutin keluarga dan keperluan pribadi maka coba cek item mana yang bisa diminimalisasi atau dikendalikan atau dikurangi atau bahkan dihilangkan. Kalau kategori cicilan utang yang terlewat besar maka buat listing seluruh utang anda dan coba selesaikan perlahan-lahan satu per satu mulai dari nilai yang terkecil ke nilai yang terbesar. Silakan bisa baca tulisan saya tentang utang besar dan utang kecil solusi menyelesaikan utang.
Jujur saya mengatakan pada prakteknya ini bukanlah hal yang mudah, diperlukan sebuah disiplin yang tinggi untuk tetap fokus pada anggaran cashflow yang sudah anda tetapkan. Anda juga akan menghadapi tantangan atau godaan untuk berutang dan godaan untuk membeli barang-barang yang anda belum tentu perlukan tetapi karena ego keinginan anda akhirnya anda memaksakan diri untuk membeli dan akhirnya akan merusak atau bahkan menghancurkan cashflow yang sudah baik dan bagus di atas kertas.
Lalau bagaimana menyikapinya supaya di atas kertas baik dan pada prakteknya juga bisa baik ? Muncul deh sekarang romantisme melow Ada Apa Dengan Cashflow alias AADC 2 dalam perencanaan keuangan keluarga. Hehehe. Dalam keluarga biasanya selalu ada 1 orang yang lebih disiplin apakah itu suami atau istri, dalam kasus cashflow ini ada baiknya kalau kita percayakan kepada orang yang lebih disiplin. Biarkan dia yang mengurus uang masuk dan uang keluar untuk memastikan keuangan cashflow keluarga anda bisa positif sehingga aset anda menjadi bertambah dan akhirnya tujuan hidup anda secara finansial dapat terwujud dengan lebih mudah.
Salam Ada Ada Apa Dengan Cashflow alias AADC 2 semoga dengan romantisme film ini bisa membuat keluarga kita juga lebih romantis dan keluarga bisa mencapai tujuan finansial yang lebih baik.
Salam Cerdas Finansial,
Andreas Hartono, CHt, CI, CFP
Mindset & Financial Motivator
Untuk kebutuhan inhouse training motivasi perencanaan keuangan “Karyawan Produktif itu Cerdas Finansial” silakan dapat menghubungi Andreas-Hartono Academy di 021.4060.9000 atau langsung ke Andreas Hartono di 0811.128.338