| |

Meramal Nasib Dalam Hitungan Detik

Kalau saat ini ada seseorang datang dan menghampiri anda, kemudian memberikan uang tunai sejumlah 10 juta rupiah. Orang tersebut kemudian berkata kepada anda habiskan uang itu dalam 1 hari.

Nah sekarang imaginasikan kalau uang tersebut sudah di tangan anda, mau anda gunakan untuk apa ? Ayo habiskan ! Kalau belum habis ? Pikirkan lagi mau digunakan untuk apa ? Sudah Habis ? Kalau belum pikirkan lagi mau digunakan untuk apa. Masih belum habis ? Pikirkan lebih keras lagi mau digunakan untuk apa. Sekarang pastikan uang tersebut sudah anda habiskan semuanya.

Terus bagaimana hubungannya dengan nasib ? Ternyata nasib akan tergantung dengan yang namanya pilihan. Bicara pilihan tentang uang hanya ada 2 pola yaitu memilih untuk membuat nilai uang semakin banyak atau pilihan untuk menghabiskan uang.

Sekarang coba cek pilihan anda, apakah dalam 5-10 tahun ke depan uang 10 juta di tangan anda akan cenderung bertambah semakin banyak atau cenderung akan berkurang atau bahkan habis.

Ada riset yang mengatakan orang yang akan bahagia dan kaya secara finansial akan memilih dan memprioritasknan untuk membuat uangnya semakin bertambah. Uang yang didapatkan cenderung akan diprioritaskan untuk ditabung, didepositokan, dibelikan logam mulia, dibelikan properti, dibelikan reksadana, obligasi, saham atau digunakan untuk bisnis.

Sedangkan orang yang cenderung miskin akan memilih untuk menghabiskan uangnya dengan memilih barang-barang yang cenderung nilainya berkurang atau digunakan untuk menikmati kenikmatan jangka pendek misalkan untuk membeli HP baru, laptop, tv, mobil, motor, jalan-jalan, pakaian, tas, dll

Mana pilihan anda ? Itulah gambaran nasib anda secara finansial.

Salam,
Andreas Hartono, CFP

Untuk kebutuhan inhouse training motivasi perencanaan keuangan “Karyawan Produktif itu Cerdas Finansial” silakan dapat menghubungi Andreas-Hartono Academy di 021.4060.9000 atau langsung ke Andreas Hartono di 0811.128.338

Similar Posts

One Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.